mediapresisihukum.com Sukabumi Jawa Barat – Di balik senyumnya yang polos, Intan, seorang anak yatim berusia 9 tahun yang duduk di kelas 3 SDN Malingut, Sukabumi, menyimpan kisah perjuangan yang mengharukan.
Sejak kehilangan ayahnya, Intan terpaksa membantu ibunya yang sedang sakit dan bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Demi bisa makan dan tetap bersekolah, setiap pulang sekolah, Intan meluangkan waktu berjualan es di sekitar kampungnya.
Dengan seragam putih merahnya yang sederhana, Intan membawa termos berisi es yang dijualnya seharga seribu hingga dua ribu rupiah. Penghasilan dari berjualan es ini digunakan Intan untuk membeli makanan sehari-hari, membayar uang sekolah, serta memenuhi kebutuhan belajar seperti buku dan alat tulis. Meski penghasilan yang didapat tidak seberapa, Intan tetap gigih dan tidak mengeluh menjalani rutinitasnya.
“Mau bantu ibu, biar bisa sekolah,” ujar Intan lirih sambil tersenyum kecil saat ditanya motivasinya.
Kondisi ini menunjukkan beratnya kehidupan yang harus dijalani Intan di usia yang sangat muda. Namun, di balik kesulitannya, Intan tetap memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar pendidikan. Baginya, sekolah adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib keluarganya di masa depan.
Kisah Intan menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mengetahuinya. Beberapa warga yang tergerak sering membeli dagangannya tanpa meminta kembalian sebagai bentuk dukungan. Namun, bantuan ini tentu belum cukup untuk meringankan beban hidup Intan dan keluarganya.
Bagi siapa saja yang ingin membantu Intan, bisa memberikan bantuan langsung ke SDN Malingut atau SD Baru Gedong Kecamatan Cibadak Sukabumi, atau melalui komunitas peduli anak yatim setempat. Semoga dengan perhatian masyarakat, Intan bisa terus melanjutkan pendidikannya dan meraih cita-citanya.
Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk saling peduli terhadap sesama, terutama anak-anak yang harus berjuang keras demi bertahan hidup dan menggapai mimpi.
Rls : Wahyudin
Sumber : SDN Malingut
