www.mediapresisihukum.com | DOHA, QATAR
Israel melakukan serangan yang menargetkan kepemimpinan Hamas di Qatar pada hari Selasa, (9/9/2025), dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap seorang pemerhati kunci dalam konflik Gaza yang mengancam untuk menggagalkan upaya perdamaian yang diperbarui dan lebih memicu ketegangan di wilayah tersebut.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada media bahwa di antara yang menjadi target adalah kepala negosiator Hamas, Khalil AlHayya.
Kami sedang menunggu hasil dari serangan tersebut, kata pejabat itu. Juru bicara kementerian luar negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan bahwa serangan Israel yang pengecut tersebut menargetkan gedung-gedung hunian yang menampung beberapa anggota biro politik Hamas di Doha. Sambil dengan tegas mengutuk serangan ini.
Negara Qatar menekankan bahwa mereka tidak akan mentolerir perilaku Israel yang sembrono dan tidak bertanggung jawab ini, kata Al Ansari di akun X miliknya.
Qatar telah menjadi seorang mediator kunci dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza, menjaga saluran langsung dengan AS, Israel, dan Hamas. Qatar juga telah menjadi tuan rumah beberapa putaran negosiasi, dan pejabat senior Israel termasuk kepala agen mata-mata Mossad dan negosiator senior Israel telah mengunjungi Doha.
Apakah kunjungan semacam itu akan terus berlanjut masih belum pasti. Einav Zangauker, ibu dari seorang sandera Israel yang ditahan di Gaza, mengatakan bahwa serangan pada hari Selasa bisa menjadi vonis mati untuk putranya. Saya bergetar ketakutan.
Bisa jadi pada saat ini, perdana menteri telah secara efektif mengeksekusi Matan saya, menjatuhkannya hukuman mati, tulis Zangauker di X.
Mengapa dia bersikeras untuk menghancurkan setiap peluang untuk kesepakatan?
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengutuk serangan tersebut, mengatakan bahwa Qatar telah memainkan peran yang sangat positif untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan semua sandera, menurut juru bicara PBB.
Seorang pejabat senior Hamas mengonfirmasi kepada media bahwa para negosiator kelompok tersebut menjadi target di Doha, tetapi kelompok itu belum membuat pernyataan resmi tentang hal itu.
Rilis : Red
Sumber: CNN Word