mediapresisihukum.com Cirebon – Ratusan driver ojek online (ojol) dari berbagai daerah CIayumajakuning yang tergabung Aliansi Cirebon Bersatu unjuk rasa di depan Balai Kota Cirebon, Selasa (15/04/25).
Mereka menuntut pemerintah kota Cirebon menjalankan fungsi pengawasan terkait tarif yang ditetapkan aplikasi khususnya GRAB kepada pengemudi ojoL sebab kebijakan yang baru merugikan para pengemudi ojol.
Aksi unjuk rasa sempat tegang setelah para pengemudi ojol memaksa masuk balai kota Cireon, adu mulut juga sempet terjadi antara koordinator aksi Trias Purnawarman dengan Kadishub Kota Cirebon Andi Armawan.
Aksi ini merupakan bagian dari gerakan serentak nasional yang menuntut peningkatan kesejahteraan para driver ojol, “Bukan hanya kemauan sendiri para driver, tapi ini karena keadaan memaksa.” jelas koordinator aksi.
“Aplikator hanya menyediakan aplikasi saja, sedangkan biaya kendaraan, kerusakan, dan kendala semuanya dibebankan ke driver.” tambah Tryas.
“Di point tuntutan juga meminta kepala Pemerintah Daerah (Pemda) untuk hadir, karena ada slot yang menurut driver sangat merugikan kawan-kawan,” jelasnya kembali.
Menurut Tryas, tuntutan utama dari aksi damai ini adalah pengurangan potongan aplikator.
Saat ini, aplikator seperti Gojek dan Grab disebut memberlakukan potongan hingga 20 persen dari setiap transaksi.
“Yang tadinya 20 persen menjadi 10 persen, karena 20 persen itu sangat berat sekali untuk driver”, tegas Tryas.
Reporter : Kang Iip
Sumber : Kantor Gtab Cirebon